Mitos tentang bayi di kandungan hilang karena diambil Jin atau mahluk gaib.....?????????????????
simak dech note di bawah ini...
Blighted ovum adalah keadaan dimana seorang wanita
merasa hamil tetapi tidak ada bayi di dalam kandungan. Seorang wanita yang
mengalaminya juga merasakan gejala-gejala kehamilan seperti terlambat menstruasi, mual
dan muntah pada awal kehamilan (morning sickness), payudara
mengeras, serta terjadi pembesaran perut, bahkan saat dilakukan tes kehamilan baik
test pack maupun laboratorium hasilnya pun positif.Pada saat konsepsi, sel
telur (ovum)
yang matang bertemu sperma. Namun akibat berbagai faktor maka sel telur yang
telah dibuahi sperma tidak dapat berkembang sempurna, dan hanya terbentuk
plasenta yang berisi cairan. Meskipun demikian plasenta tersebut tetap tertanam
di dalam rahim. Plasenta menghasilkan hormon HCG (human chorionic gonadotropin)
dimana hormon ini akan memberikan sinyal pada indung telur (ovarium) dan otak
sebagai pemberitahuan bahwa sudah terdapat hasil konsepsi di dalam rahim.
Hormon HCG yang menyebabkan munculnya gejala-gejala kehamilan seperti
mual, muntah, ngidam dan menyebabkan tes kehamilan menjadi positif. Karena tes kehamilan baik
test pack maupun laboratorium pada umumnya mengukur kadar hormon HCG (human
chorionic gonadotropin) yang sering disebut juga sebagai hormon kehamilan.
Hingga saat ini belum ada cara
untuk mendeteksi dini kehamilan blighted ovum. Seorang wanita baru dapat diindikasikan
mengalami
blighted ovum bila telah melakukan pemeriksaan USG
transvaginal. Namun tindakan tersebut baru bisa dilakukan saat kehamilan memasuki
usia 6-7 minggu. Sebab saat itu diameter kantung kehamilan sudah
lebih besar dari 16 milimeter sehingga bisa terlihat lebih jelas. Dari situ
juga akan tampak, adanya kantung kehamilan yang kosong dan
tidak berisi janin.
Karena gejalanya yang tidak
spesifik, maka biasanya blighted ovum baru ditemukan setelah akan tejadi
keguguran spontan dimana muncul keluhan perdarahan. Selain blighted ovum,
perut yang membesar seperti hamil, dapat disebabkan hamil anggur (mola
hidatidosa), tumor rahim atau penyakit usus.
Sekitar 60% blighted ovum disebabkan
kelainan kromosom dalam proses pembuahan sel telur dan sperma. Infeksi TORCH,
rubella dan streptokokus, penyakit kencing manis (diabetes mellitus) yang tidak
terkontrol, rendahnya kadar beta HCG serta faktor imunologis seperti adanya
antibodi terhadap janin juga dapat menyebabkan blighted ovum.
Risiko juga meningkat bila usia suami atau istri semakin tua karena kualitas sperma atau ovum menjadi
turun.
Jika telah didiagnosis blighted ovum,
maka tindakan selanjutnya adalah mengeluarkan hasil konsepsi dari rahim
(kuretase). Hasil kuretase akan dianalisa untuk memastikan apa penyebab blighted ovum lalu
mengatasi
penyebabnya. Jika karena infeksi maka dapat diobati sehingga kejadian
ini tidak berulang. Jika penyebabnya antibodi maka dapat dilakukan
program imunoterapi sehingga kelak dapat hamil sungguhan.
Untuk mencegah terjadinya blighted ovum,
maka dapat dilakukan beberapa tindakan pencegahan seperti pemeriksaan TORCH,
imunisasi rubella pada wanita yang hendak hamil, bila menderita penyakit
disembuhkan dulu, dikontrol gula darahnya, melakukan pemeriksaan kromosom
terutama bila usia di atas 35 tahun, menghentikan kebiasaan merokok agar
kualitas sperma/ovum baik, memeriksakan kehamilan yang
rutin dan membiasakan pola hidup sehat.
SALAM ITA LISTIYANA
SALAM ITA LISTIYANA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar