OLIGOHIDRAMNION
A. Definisi
Oligohidramnion adalah suatu keadaan
dimana air ketuban kurang dari normal, yaitu kurang dari 500 cc. VAK (Volume Air Ketuban) meningkat
secara stabil saat kehamilan, volumenya sekitar 30 cc pada 10 minggu dan
mencapai puncaknya 1 Liter pada 34-36 minggu, yang selanjutnya berkurang.
Rata-rata sekitar 800 cc pada akhir trisemester pertama sampai pada minggu
ke-40. Berkurang lagi menjadi 350 ml pada kehamilan 42 minggu, dan 250 ml pada
kehamilan 43 minggu. Tingkat penurunan sekitar 150 ml/minggu pada kehamilan
38-43 minggu.
B. Etiologi
Penyebab pasti terjadinya oligohidramnion masih belum diketahui.
Beberapa keadaan berhubungan
dengan oligohidramnion hampir selalu berhubungan dengan obstruksi saluran
traktus urinarius janin atau renal agenesis.
Adapun penyebab terjadinya oligohidramnion menurut beberapa ahli yaitu:
Adapun penyebab terjadinya oligohidramnion menurut beberapa ahli yaitu:
Fetal:
|
Maternal :
|
Kromosom
|
Dehidrasi
|
Congenital
|
Insufisiensi
uteroplasental
|
Hambatan
pertumbuhan janin
|
Preeklamsia
|
Kehamilan
poster
|
Diabetes
|
Premature
ROM (Rupture of amniotic membranes)
|
Hypoxia
kronis
|
Sumber :
From Peipert and Donnenfeld (2001)
From Peipert and Donnenfeld (2001)
C. Manifestasi Klinis
Beberapa gejala
klinis yang timbul pada kasus oigohidramnion yaitu:
- Uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan dan tidak ada ballotemen.
- Ibu merasa nyeri di perut pada setiap pergerakan anak.
- Sering berakhir dengan partus prematurus.
- Bunyi jantung anak sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar lebih jelas.
- Persalinan lebih lama dari biasanya.
- Sewaktu his akan sakit sekali.
- Bila ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar.
Selain itu, terdapat beberapa factor-faktor yang sangat berisiko pada wanita yang dapat
meningkatkan insidensi kasus oligohidramnion yaitu:
- Anomali kongenital (misalnya : agenosis ginjal, sindrom potter).
- Retardasi pertumbuhan intra uterin.
- Ketuban pecah dini (24-26 minggu).
- Sindrom paska maturitas.
A.
Penatalaksanaan
Penanganan oligohidramnion bergantung pada situasi klinik
dan dilakukan pada fasilitas kesehatan yang lebih lengkap mengingat prognosis
janin yang tidak baik. Kompresi tali pusat selama proses persalinan biasa
terjadi pada oligohidramnion, oleh karena itu persalinan dengan sectio caesarea
merupakan pilihan terbaik pada kasus oligohidramnion. Selain itu, pertimbangan
untuk melakukan SC karena :
- Index kantung amnion (ICA) 5 cm atau kurang
- Deselerasi frekuensi detak jantung janin
- Kemungkinan aspirasi mekonium pada kehamilan postterm.
B. Terapi
- Tindakan Konservatif
- Tirah baring.
- Hidrasi.
Perbaikan nutrisi. - Pemantauan kesejahteraan janin (hitung pergerakan janin, NST, Bpp).
- Pemeriksaan USG yang umum dari volume cairan amnion.
- Amnion infusion.
- Induksi dan kelahiran
C.
Pemeriksaan
Penunjang
- USG ibu (menunjukkan oligohidramnion serta tidak adanya ginjal janin atau ginjal yang sangat abnormal)
- Rontgen perut bayi
- Rontgen paru-paru bayi
- Analisa gas darah.
Salam sehat dari dwi arum indaryanti,,, gomawo,,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar